safwanquran.com – Laut Merah merupakan salah satu bentang lautan paling bersejarah di dunia. Perairan yang membentang antara Afrika Timur dan Semenanjung Arab ini tidak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga berjuta kisah spiritual dan temuan ilmiah yang memperkuat berbagai narasi keagamaan hingga penelitian arkeologi modern. Dalam artikel ini, “Sejarah Laut Merah dalam Perspektif Islam, Kristen, dan Arkeologi”, kita akan menelusuri lebih dalam dari berbagai sisi.
Sejarah Laut Merah dalam Berbagai Perspektif
Laut Merah terletak antara timur laut Afrika dan Jazirah Arab memiliki catatan sejarah yang penting. Berperan sebagai jalur pelayaran, menjadi saksi bisu peristiwa besar, dan tidak terpisahkan dari kisah para nabi serta evolusi budaya peradaban manusia kuno.
1. Perspektif Islam tentang Mukjizat Nabi Musa AS
Sejarah laut merah dalam Islam terkenal berkat mukjizat Nabi Musa AS ketika menyelamatkan Bani Israil dari kejaran Fir’aun. Kisah ini menjadi sangat sentral dan tertulis dalam beberapa surat dalam Al-Qur’an, seperti Ash-Shu’ara ayat 60-68 dan Al-Baqarah ayat 50.
“Maka Kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah laut itu dengan tongkatmu.’ Maka terbelahlah laut itu dan tiap-tiap bagian menjadi seperti gunung yang besar.” (QS. Ash-Shu’ara: 63)
Selain itu, dalam surat Al-Baqarah ayat 50 Allah SWT berfirman:
“Dan ketika Kami membelah laut untuk kalian lalu Kami menyelamatkan kalian dan Kami menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya di depan mata kalian.”
Atas perintah dan izin Allah, kemudian Nabi Musa membawa kaumnya meninggalkan penindasan di Mesir. Hingga di saat terjepit antara bala tentara Fir’aun dan laut lepas, Allah memerintahkan Nabi Musa untuk memukul laut dengan tongkatnya. Kemudiaan laut itu terbelah atas kuasa-Nya, dan terlihatlah jalan tengah laut yang kering. Hal inilah yang memudahkan Nabi Musa dan Bani Israil melintasi laut, kemudian laut kembali seperti semula ketika mereka telah menyebranginya. Sehingga Fir’aun beserta para pengikutnya yang sedang mengejar mereka itu tenggelam di laut.
Kisah ini tidak hanya sebagai mukjizat dari seorang Nabi, tapi juga memiliki pesan tentang kepercayaan, keteguhan hati, kekuasaan Allah yang tidak terbatas. Peristiwa ini menjadi pelajaran besar dalam tafsir banyak ulama:
Ibnu Katsir, dalam tafsirnya menjelaskan bahwa laut terbelah membentuk dua dinding air raksasa, dan Nabi Musa bersama Bani Israil melintasi jalan kering yang diciptakan secara langsung oleh Allah, bukan sekadar air surut biasa.
Beberapa mufasir juga menyebut bahwa mukjizat ini tidak terjadi begitu saja, melainkan seketika menunjukkan campur tangan langsung Allah dalam situasi yang terhimpit. Para ulama seperti Imam Al-Qurthubi mengaitkan kisah ini dengan konsep “sunnatullah” dalam menolong orang yang tertindas, dan membinasakan para penguasa zalim jika mereka menolak untuk bertobat meski telah diberi banyak tanda kebesaran Tuhan.
Baca Juga: Kisah Diturunkannya Al Quran kepada Nabi Muhammad SAW
2. Perspektif Kristen, Eksodus Bangsa Israel dan Keyakinan Iman
Peristiwa menyeberangi Laut Merah dalam sejarah Kristen juga sangat dijunjung tinggi, dikenal sebagai Exodus atau Keluaran bangsa Israel menuju Kanaan. Kisah ini dapat ditemukan dalam Kitab Keluaran pasal 13–15. Dalam kisah tersebut Tuhan membimbing umat Israel kabur dari Mesir melalui Musa. Saat mereka berada di tepi Laut Teberau (Yam Suph dalam bahasa Ibrani), Musa mengulurkan tongkatnya dan laut pun terbelah atas kehendak Tuhan.
Peristiwa sejarah laut merah menjadi lambang kepercayaan dan penyertaan Tuhan bagi umat-Nya. Di dalam perjanjian baru, mukjizat ini kembali disebut sebagai penegasan akan pentingnya iman, sebagaimana tertulis dalam Ibrani 11:29 dan Kisah Para Rasul 7:36. Iman yang dimiliki Nabi Musa dan umatnya menjadi contoh, bagaimana manusia diajarkan untuk tetap percaya disaat menghadapi ancaman dan kesulitan.
Menariknya lagi, istilah “Laut Merah” dalam Alkitab berasal dari kata Yam Suph, yang memiliki arti “laut alang-alang” atau “laut teberau”. Bukan merujuk pada warna merah seperti yang sering diasumsikan orang, jadi sebutan itu lebih menggambarkan kondisi geografis daripada warna airnya.
3. Interpretasi dan Temuan Arkeologi
Sedangkan dari sisi arkeologi, penelitian dan penemuan masih terus dilakukan di sekitar Laut Merah untuk membuktikan narasi-narasi yang ada dalam kitab suci. Lokasi penyeberangan Musa ini seringkali diperdebatkan. Beberapa peneliti menyimpulkan bahwa peristiwa itu terjadi di Teluk Aqaba, bagian dari Laut Merah, dekat dengan situs Nuweiba di Semenanjung Sinai.
Dari segi geografi, wilayah ini memiliki “jembatan” dangkal di dasar laut, yang bisa dijadikan perlintasan jika air surut drastis. Temuan seperti kerangka roda kereta mirip Mesir kuno di dasar laut serta topografi bawah laut yang mendukung, sering dikaitkan dengan penyeberangan ini.
Penelitian ilmiah (seperti yang dilakukan Drews dan arkeolog Trinity Evangelical Divinity School) mencatat, istilah “Laut Teberau” mengacu pada kawasan delta Nil di masa lalu, yang kini menjadi Danau Tanis. Perubahan bentang alam ribuan tahun menyebabkan identifikasi lokasi penyeberangan jadi rumit. Sementara, penjelasan ilmiah lain mencoba memahami peristiwa ini sebagai kombinasi fenomena alam seperti angin, pasang-surut, gelombang, hingga badai yang memungkinkan munculnya perlintasan alami sesaat.
Hal yang tidak kalah menarik, mosaik lantai sinagoga kuno di Huqoq, Galilea, Israel, memvisualkan detik-detik bangsa Israel menyeberangi laut, dengan pasukan Fir’aun yang tenggelam dikelilingi ikan besar. Ini memperkuat bukti bahwa peristiwa ini sudah menjadi ingatan kolektif masyarakat Yahudi dan direkam sejak dahulu dalam seni dan budaya.
4. Laut Merah sebagai Jejak Sejarah dan Kebesaran Tuhan
Sejarah laut merah dalam berbagai perspektif menjadi simbol pembebasan, keajaiban, dan harapan. Kisah penyeberangan Musa dan Bani Israil bukan hanya dongeng atau cerita saja, tapi juga sebagai pengingat manusia membebaskan diri dari kesulitan menuju kebebasan. Bagi umat Islam, laut ini bukti mukjizat dan kekuasaan Allah yang menyelamatkan hamba-Nya. Bagi Kristen, ia menjadi pelajaran tentang iman dan penyertaan Tuhan tiada henti.
Sementara dari sudut pandang arkeologi dan sains, riset dan penemuan baik itu artefak, jembatan bawah laut, atau mosaik kuno memberi warna baru dan memperkaya pemahaman kita akan sejarah ini. Meski sains bisa mengulas penyebab alamiah di balik peristiwa besar, nilai spiritual dan pelajarannya tetap menjadi hal utama yang menggerakkan jutaan orang untuk percaya dan terinspirasi.
Baca Juga: Doa Berburu Hewan: Nabi Sulaiman AS dan Kisahnya
Kesimpulan
Sejarah Laut Merah dari perspektif beberapa agama dan arkeologi menunjukkan bahwa lautan ini lebih dari sekadar bentang geografis. Namun juga menjadi saksi dan inspirasi bagi umat manusia mengenai keajaiban, juang, dan harapan. Setiap sudut pandang, baik dalam agama maupun ilmiah, memberikan kontribusi penting dalam memahami seberapa luar biasa dan berpengaruhnya Laut Merah dalam perjalanan sejarah serta kehidupan spiritual berjuta umat di dunia.
Kisah mukjizat di Laut Merah mengingatkan kita akan betapa besarnya kekuasaan Allah, namun seringkali kita lupa untuk membaca dan memahami ayat-ayat-Nya secara rutin. Jangan biarkan hari berlalu tanpa terhubung dengan firman-Nya. Miliki Al-Qur’an terbaik dari Safwan Quran di rumahmu, dengan berbagai pilihan produk inovatif sesuai kebutuhan.
Produk yang cocok untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak, pemula, hingga penghafal Qur’an, dengan harga terjangkau dan mudah didapatkan. Tersedia dalam berbagai ukuran dan tipe, lengkap dengan fitur tajwid warna transliterasi latin, dan QR video. Tunggu apalagi pesan Al-Qur’an Safwan Quran sekarang juga, siap kirim ke seluruh wilayah Indonesia.