Safwanquran.com – Pernahkan dalam suatu hari, merasa takut dan gelisah karena merasa ajal semakin dekat dengan hidup? Merasa diri akan mati dalam Islam merupakan bisikan halus dari Allah, bahwa dunia yang kita huni hari ini hanyalah persinggahan. Saat hati diguncang rasa tersebut, jangan takut. Justru syukurilah, karena mungkin Allah sedang mengingatkan agar kita dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita, agar kelak kita pulang dengan bekal yang lebih baik.
Apa Sebenarnya Perasaan Merasa Akan Mati?
Merasa diri akan mati dalam Islam bisa dipahami sebagai kesadaran batin bahwa ajal kian dekat. Bukan sekadar rasa takut, melainkan sebuah firasat atau tanda halus yang justru bisa menjadi rahmat dari Allah. Tujuannya jelas: agar kita terdorong untuk lebih giat beribadah, bertaubat, dan memperbaiki amal sebelum benar-benar berpulang.
Perasaan ini biasanya datang bersama perubahan sikap maupun kondisi. Ada yang tiba-tiba lebih sering beristighfar, meminta maaf kepada orang-orang di sekitarnya, merasakan ketenangan batin, hingga lebih fokus memikirkan kehidupan akhirat dibanding dunia. Dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan momen ini dalam QS. Qaf ayat 19 tentang datangnya sakaratul maut, di mana manusia akan memiliki kesadaran penuh bahwa ajalnya sudah mendekat.
Imam Al-Ghazali, dalam karyanya Bekal Menjelang Ajal, juga menjelaskan bahwa seorang mukmin yang bersih hatinya terkadang diberi ilham atau tanda batin menjelang kematian. Itu adalah bentuk kasih sayang Allah, agar hamba tersebut bisa mempersiapkan akhir hidupnya dengan lebih khusyuk.
Jadi, merasa diri akan mati dalam Islam bukanlah sesuatu yang harus ditakuti berlebihan. Justru ia bisa menjadi momen kesadaran spiritual yang mendorong kita menata diri, memperbanyak amal baik, dan bertaubat dengan tulus sebagai bekal berharga menghadapi kehidupan setelah mati.
Lima Dalil Qur’an Tentang Firasat Kematian
Allah dalam Al-Qur’an sering mengingatkan manusia tentang hakikat kehidupan dan kepastian kematian. Firasat kematian atau merasa diri akan mati dalam islam adalah salah satu cara Allah menuntun hambaNya untuk mempersiapkan diri, memperbaiki amal, dan menata hidup. Berikut beberapa ayat yang menjadi dasar pemahaman tersebut:
1. Terdapat dalam QS. Qaf ayat 19
قَالَتِ الْأَنفُسُ الْمَوْتَ ۖ ذَٰلِكَ مَا كُنتَ مِنْهُ تَحِيدُ
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari.”
Ayat ini menggambarkan momen ketika manusia merasakan kedekatan ajal. Meski sebelumnya mencoba menghindar, saat sakaratul maut datang, hati akan tersentuh kesadaran penuh, menjadi peringatan lembut dari Allah untuk siap menghadapi perpisahan dengan dunia.
Saat detik-detik itu tiba, hati seakan tersentuh cahaya yang lembut, mengingatkan bahwa hidup ini hanyalah persinggahan sementara. Setiap nafas menjadi berharga, setiap amal menjadi cermin, dan setiap doa menjadi jembatan menuju kasih sayang Allah.
2. Ada Pada QS. Luqman ayat 34
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Tiada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Ayat ini mengingatkan kita akan ketidakpastian hidup. Firasat kematian bukanlah pengetahuan pasti, tapi kesadaran batin bahwa ajal itu pasti datang. Ia mendorong manusia untuk selalu bersiap dan tidak menunda kebaikan.
Kesadaran ini seakan membisikkan dengan lembut, bahwa jangan menunda kebaikan, jangan tunda istighfar, dan hargai setiap detik yang diberikan. Hidup singkat, dan setiap amal menjadi bekal yang menuntun hati menuju ridha-Nya.
3. Terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 78
أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ
“Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di benteng yang tinggi lagi kokoh.”
Ayat ini memperkuat kesadaran bahwa kematian tidak bisa dihindari. Setiap momen dalam hidup adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, karena firasat kematian bisa muncul kapan saja dan di mana saja.
Menyadari hal ini, merasa diri akan mati dalam Islam menjadi pengingat lembut agar kita tidak terlena oleh dunia. Setiap langkah, setiap pilihan, menjadi kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperbanyak amal sebelum panggilan maut benar-benar tiba.
Baca Juga: Ini Dia! 7 Pelajaran dari Kematian yang Sering Terlupakan
4. QS. Al-Ankabut ayat 57
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian, kemudian hanya kepada Kami kamu dikembalikan.”
Ayat ini menegaskan bahwa kematian adalah pengalaman universal. Kesadaran batin akan kematian menjadi pengingat lembut bahwa perjalanan dunia hanya sementara, dan semua manusia pada akhirnya kembali kepada Allah.
Dengan memahami hal ini, merasa diri akan mati dalam Islam bisa menjadi momen introspeksi yang mendalam. Hati tergerak untuk menata amal, memperbanyak dzikir, dan menyiapkan bekal akhirat, karena setiap nyawa pasti akan kembali kepada Sang Pencipta.
5. QS. Al-Jumu’ah ayat 8
وَإِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“Dan apabila dikumandangkan adzan untuk shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Meski tidak berbicara langsung tentang kematian, ayat ini mengajarkan kesadaran terhadap peringatan dan firasat. Segera kembali pada Allah saat mendapat isyarat atau tanda, sama halnya dengan kesiapan menghadapi ajal yang tak bisa ditunda.
Ayat ini mengingatkan kita bahwa setiap panggilan untuk kembali kepada Allah adalah kesempatan. Begitu pula, merasa diri akan mati dalam Islam bisa menjadi isyarat lembut agar kita segera menata hati, memperbanyak amal, dan tidak menunda kebaikan sebelum ajal menjemput.
Dari kelima ayat ini, jelas bahwa firasat kematian adalah bentuk kesadaran batin yang Allah karuniakan. Ia hadir sebagai peringatan lembut untuk menyiapkan amal, memperbaiki diri, dan selalu ingat bahwa kematian adalah kepastian yang hanya Allah yang mengetahui waktunya.
Lima Tanda Merasa Diri Akan Mati dalam Islam
Dalam Islam, sebelum ajal menjemput, tubuh dan hati kadang memberi bisikan lembut. Merasa diri akan mati dalam Islam bukan untuk menakut-nakuti, tapi sebagai pengingat agar kita menata amal dan hati. Berikut lima tanda yang sering muncul:
- Tubuh Menggigil : Sekitar 100 hari sebelum meninggal, tubuh kadang bergetar halus, dari kepala hingga kaki, terutama setelah Ashar. Seolah tubuh sedang berbisik: “Waktumu di dunia tak lama lagi, persiapkanlah hati.”
- Pusar Berdenyut Kencang : Hampir 40 hari menjelang ajal, pusar terasa berdenyut. Ulama mengatakan ini tanda malaikat maut mulai dekat. Rasakan sebagai panggilan lembut untuk memperbanyak amal baik dan memperkuat hubungan dengan Allah.
- Dahi Berdenyut Kencang : Sekitar 3 hari sebelum meninggal, denyutan terasa di dahi. Ini pengingat agar hati lebih bersih, jiwa lebih tenang, dan tubuh siap menerima perpisahan. Puasa atau ibadah sunnah bisa menjadi cara menenangkan hati dan jiwa.
- Mata Sayu, Kurang Bersinar: Mata yang biasa bercahaya mulai redup. Bukan hanya fisik, tapi jiwa juga sedang perlahan menyiapkan diri meninggalkan dunia. Saat ini hadir, introspeksi dan doa menjadi teman terbaik.
- Nafas Berat dan Tubuh Berubah Suhu: Napas terasa lebih berat, tubuh terasa dingin, nafsu makan menurun. semua ini tanda jasad tak lama lagi. Jangan takut, jadikan momen ini untuk memperbanyak amal, dzikir, dan doa bagi diri sendiri dan orang tercinta.
Menyadari tanda-tanda ini bukan untuk cemas berlebihan. Justru, merasa diri akan mati dalam Islam, bisa menjadi panggilan lembut dari Allah untuk menata hati, memperbanyak kebaikan, dan menyiapkan bekal akhirat dengan kesadaran penuh.
Baca Juga: Mengapa Semua yang Hidup Akan Merasakan Mati?
Penutup
Hidup ini singkat, dan setiap detik adalah amanah. Merasa diri akan mati dalam Islam adalah bisikan lembut dari Allah, mengingatkan kita untuk menata amal dan hati.
Mari jadikan setiap hari kita kesempatan menyiapkan bekal akhirat yang abadi, untuk mendekat diri kepada Allah dengan lebih sering membaca dan merenungi makna Al quran sebagai pedoman hidup kita. Karena setiap ayat yang kita baca, setiap doa yang kita panjatkan, adalah cahaya bagi jiwa yang rindu pada ridha-Nya.
Mari tadabburi makna dan membaca al quran dengan mudah dan nyaman bersama Safwan Quran! Nikmati fitur tajwid berwarna, transliterasi Latin, panduan makhorijul huruf, dan QR code interaktif untuk video pembelajaran.
Safwan quran, tersedia untuk anak-anak, pemula, hingga penghafal Al-Qur’an, dalam berbagai ukuran dan tipe. Beli sekarang secara online melalui e commerce favoritmu, website resmi atau melalui WA di bawah.