Safwanquran.com – Di tengah hiruk pikuk kehidupan, kita seringkali terjebak dalam pusaran kesibukan tanpa akhir. Pagi bergegas ke kantor, siang dikejar target, malam masih sibuk dengan layar ponsel dan notifikasi yang tak henti berbunyi. Seolah-olah hidup hanya tentang bekerja, mengejar materi, dan membuktikan sesuatu kepada dunia.
Tapi, di tengah semua kesibukan itu, pernahkah kita berhenti sejenak dan bertanya: “Untuk apa sebenarnya semua ini?”
Pertanyaan sederhana itu sering kali kita abaikan, padahal jawabannya bisa mengubah cara kita menjalani hidup. Dunia, dengan segala gemerlap dan godaannya, memang tampak memikat. Tapi jika kita renungkan, bukankah dunia hanya sementara? Kita datang tanpa membawa apa-apa, dan suatu hari nanti, kita juga akan pergi meninggalkan segalanya.
Dunia Hanya Tempat Singgah, Bukan Tujuan Akhir
Allah SWT sudah menjelaskan dengan sangat indah dalam Al-Qur’an:
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan keturunan. Seumpama hujan yang menumbuhkan tanaman yang mengagumkan para petani, kemudian tanaman tersebut menjadi kering, kamu lihat warnanya kuning, lalu menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras bagi orang-orang yang ingkar dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya bagi orang-orang beriman. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Qs: Al-Hadid 20)
Ayat ini tidak melarang kita untuk hidup bahagia atau menikmati rezeki, tapi mengingatkan agar kita tidak tertipu oleh kesementaraan dunia. Karena apa pun yang kita miliki, harta, jabatan, pengaruh, bahkan kesehatan. semuanya bisa lenyap dalam sekejap.
Nabi Muhammad SAW pun pernah bersabda,
“Dunia adalah penjara bagi orang beriman dan surga bagi orang kafir.” (HR. Muslim)
Hadis ini menggambarkan bahwa dunia hanya sementara bagi orang beriman bukan tempat bersenang-senang, melainkan tempat ujian dan perjuangan. Kita dituntut untuk menahan diri dari hawa nafsu, bersabar dalam kesulitan, dan berbuat baik meski sering tidak dihargai. Dunia adalah ladang, sementara hasilnya baru akan kita tuai di akhirat.
Mengapa Kita Sibuk Mengejar Dunia?
Mungkin kita tahu dunia hanya sementara dan fana. Tapi tetap saja sulit untuk tidak terjebak dalam keinginan yang tak ada habisnya. Kita ingin hidup lebih nyaman, lebih dihargai, lebih sukses. Tidak salah memang, Islam tidak melarang umatnya untuk berusaha. Namun yang menjadi masalah adalah ketika dunia menjadi pusat hidup kita, sementara Allah hanya menjadi pelengkap.
Salah satu sebab kita begitu sibuk mengejar dunia adalah karena tekanan sosial. Kita hidup di zaman di mana keberhasilan sering diukur dari seberapa banyak yang kita miliki, bukan siapa kita sebenarnya. Kita takut tertinggal, takut dianggap gagal, takut tidak terlihat “cukup”. Padahal standar manusia tidak akan pernah selesai. Selalu ada yang lebih kaya, lebih cantik, lebih beruntung.
Selain itu, rasa takut kehilangan juga membuat kita terus berlari tanpa arah. Kita takut miskin, takut tidak diakui, takut tidak bahagia. Padahal semakin kita kejar dunia, semakin ia menjauh. Dunia memang diciptakan untuk membuat kita lelah agar kita akhirnya menyadari bahwa ketenangan sejati bukan berasal darinya, tapi dari kedekatan dengan Allah.
Menyadari Bahwa Semua Akan Berakhir
Mari sejenak kita renungkan tentang apa yang benar-benar kita miliki di dunia ini? Rumah megah bisa berpindah tangan, harta bisa habis, jabatan bisa hilang, bahkan orang yang paling kita cintai pun bisa pergi kapan saja. Semua yang tampak kekal ternyata sangat rapuh.
Dunia hanya sementara, sebuah tempat singgah. Seperti seseorang yang berteduh sebentar di bawah pohon sebelum melanjutkan perjalanan panjang.
Kisah para sahabat Nabi banyak mengajarkan hal ini. Umar bin Khattab, misalnya, sering menundukkan kepala dan berkata, “Cukup bagiku dunia ini hanya sebagai tempat beristirahat sejenak.” Mereka bekerja keras, tapi tidak menjadikan dunia sebagai tujuan. Hati mereka tetap terikat pada akhirat, bukan pada gemerlap yang sementara.
Tips Menata Hati agar Tidak Terlalu Cinta Dunia
Mencintai dunia itu manusiawi. Tapi mencintainya berlebihan bisa membuat hati cemas dan mudah kecewa. Maka yang perlu kita lakukan adalah menata hati, bukan meninggalkan kehidupan. Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita coba:
1. Perbanyak dzikir dan tadabbur Al-Qur’an

Saat hati mulai gelisah, zikir mengingatkan kita siapa pemilik segalanya. Al-Qur’an menuntun pandangan kita agar tidak terpaku pada dunia yang sempit.
Dengan menyadari bahwa dunia hanya sementara, dzikir dan tadabbur Al-Qur’an menjadi cara terbaik untuk menenangkan hati dan menata tujuan hidup. Kita belajar melepaskan kegelisahan karena tahu bahwa segala yang terjadi hanyalah bagian dari perjalanan menuju akhirat.
2. Hidup sederhana dan bersyukur

Kesederhanaan bukan berarti miskin, tapi mampu merasa cukup. Ketika kita bersyukur atas nikmat yang Allah berikan meski dalam bentuk kecil, maka Allah akan tambahkan berupa nikmat ketenangan dan rezeki yang tak disangka-sangka.
Disamping itu, hidup sederhana juga mengingatkan kita bahwa dunia hanya sementara. Segala harta, jabatan, dan kesenangan duniawi tak akan kita bawa selamanya. Saat kita menyadari hal itu, hati jadi lebih ringan untuk melepas hal yang tak perlu dan lebih fokus pada amal serta kebaikan.
Baca Juga: Kenikmatan Dunia Hanya Sementara, Jangan Lupa Tujuan Akhir
3. Gunakan harta dan waktu untuk kebaikan

Dunia bisa menjadi ladang pahala jika kita menggunakannya untuk amal. Sedekah, menolong sesama, atau sekadar tersenyum dengan tulus. semuanya bernilai ibadah di sisi Allah.
Ketika kita sadar bahwa dunia hanya sementara, cara pandang terhadap harta dan waktu pun berubah. Kita tak lagi terikat pada keinginan menumpuk kekayaan, tapi lebih terpanggil untuk menjadikannya sarana menuju akhirat.
4. Perbaiki niat dalam setiap aktivitas

Bekerja, belajar, bahkan beristirahat bisa menjadi ibadah jika diniatkan karena Allah. Inilah yang membuat hidup terasa ringan, karena semua kembali kepada tujuan yang benar.
Ketika hati sudah terarah dan ingat bahwa dunia hanya sementara, segalanya tidak lagi menjadi beban. Kita bisa tetap bekerja, tetap bermimpi, tapi tanpa kehilangan arah. Dunia tidak lagi memerintah kita, justru kita yang menggunakannya sebagai sarana menuju akhirat.
Kembali ke Esensi Hidup
Pada akhirnya, hidup ini adalah perjalanan pulang. Kita sedang menapaki jalan yang suatu saat akan berakhir di hadapan Allah. Maka jangan biarkan langkah kita terlalu sibuk di tempat singgah, sampai lupa arah menuju rumah abadi.
Dunia memang indah, tapi keindahannya hanya sejenak, karena dunia hanya sementara. Nikmatilah secukupnya, gunakan sebaik-baiknya, tapi jangan biarkan ia menutup pandangan kita dari kehidupan yang lebih kekal.
Setiap kali merasa penat atau kecewa dengan dunia, kita harus ingat, bahwa semua yang kita alami hanyalah bagian dari perjalanan. Dunia hanyalah jembatan dan tidak ada orang yang membangun rumah di atas jembatan.
Jadi, berhentilah sejenak. Tarik napas, tenangkan hati, dan renungkan: “Apakah langkahku hari ini mendekatkanku pada akhirat, atau justru menjauhkan?”
Karena pada akhirnya, yang akan kita bawa bukanlah berapa banyak yang kita miliki, tapi seberapa tulus kita menjalani hidup ini karena Allah.
Baca Juga: 7 Cara Mengejar Cinta Allah agar Hidup Berkah Dunia Akhirat
Penutup
Dunia hanya sementara, oleh karena itu, kita harus mampu mempersiapkan bekal terbaik untuk kehidupan abadi setelah dunia ini. Jadi, mari kita belajar untuk bisa menyeimbangkan antara bekerja untuk dunia dan menyiapkan kehidupan untuk akhirat. Jangan sampai aktivitas kita membuat kita lupa dengan kehidupan sebenarnya dan kepada Sang Pemberi Kehidupan.
Sebagai bagian dari perjalanan menuju ketenangan hidup,mari jadikan membaca alquran sebagai rutinitas harian. Al-Qur’an bukan hanya petunjuk hidup, tapi juga sumber cahaya yang menuntun hati agar tidak terlena oleh dunia yang fana.
Bersama Safwan Quran, Anda bisa belajar membaca Alquran dengan mudah karena tersedia dalam berbagai ukuran dan tipe yang dilengkapi dengan fitur tajwid berwarna, transliterasi Latin, panduan makhorijul huruf, dan QR code interaktif untuk video pembelajaran.
Ayo miliki alquran terbaik dari safwan quran, sekarang juga! Bisa dikirim seluruh Indonesia.


