Gua Tempat Nabi Bersembunyi

Gua Tempat Nabi Bersembunyi Saat Hijrah ke Madinah

safwanquran.com – Sebuah kisah luar biasa tentang keberanian, keimanan, dan pertolongan Allah yang nyata di tengah padang pasir yang tandus dan panas. Salah satu kisah yang bersejarah dalam agama Islam adalah hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Makkah ke Madinah. Hijrah ini tidak hanya perpindahan tempat, tetapi merupakan faktor penting dalam penyebaran agama Islam. Di balik peristiwa besar ini, ada satu tempat sunyi yang menjadi saksi bisu perjuangan yaitu gua tempat Nabi bersembunyi.

Mungkin sebagian dari kamu sudah mengenal kisah hijrah ini walaupun hanya secara garis besar saja. Namun, ada kisah yang mengharukan dari detik-detik pelarian Nabi bersama sahabatnya, Abu Bakar ash-Shiddiq saat ke Madinah. Mereka sempat bersembunyi di sebuah gua, tempat yang kemudian dikenang sepanjang masa oleh umat Islam. Mari kita simak kisah tentang gua persembunyian dengan lebih dekat.

Kisah Gua Tempat Nabi Bersembunyi 

Ketika nyawa berada di ujung tombak dan musuh mengepung dari segala arah, Nabi bersama sahabat setianya memilih bersembunyi di sebuah gua sunyi di bukit Tsur. Gua inilah yang menjadi saksi bisu dari detik-detik paling genting dalam perjalanan dakwah, berikut kisahnya:

1. Bermula dari Tekanan di Makkah yang Makin Berat

Gua Tempat Nabi BersembunyiSeiring berkembangnya agama Islam, tekanan dari kaum Quraisy terhadap Nabi Muhammad ﷺ dan para pengikutnya juga semakin keras. Umat Islam di Makkah mengalami berbagai bentuk kekerasan, intimidasi, hingga penyiksaan. Setelah lebih dari satu dekade berdakwah secara damai, Nabi menerima wahyu agar umat Islam berhijrah ke Yatsrib, yang kini kita kenal sebagai Madinah.

Namun, Nabi tidak serta-merta langsung pergi. Beliau menanti waktu yang tepat dengan menyiapkan strategi matang. Sementara itu, kaum Quraisy tak tinggal diam. Mereka menyadari bahwa jika Nabi Muhammad sampai ke Madinah dan membangun kekuatan di sana, kedudukan mereka di jazirah Arab bisa terancam.

Akhirnya, mereka merancang rencana pembunuhan. Pemuda-pemuda dari berbagai kabilah dikumpulkan, dan mereka sepakat menyerbu rumah Nabi Muhammad secara bersamaan, agar tanggung jawab pembunuhan tidak ditimpakan pada satu suku saja.

2. Rencana Hijrah yang Disusun dengan Cermat

Gua Tempat Nabi BersembunyiPada malam saat rencana jahat itu akan dieksekusi, Nabi ﷺ meminta Ali bin Abi Thalib tidur di ranjangnya. Sementara itu, beliau keluar rumah diam-diam dengan Abu Bakar. Langkah mereka tidak seperti pada umumnya, yang tidak langsung menuju Madinah. Justru mereka pergi ke arah berlawanan dari Madinah, menuju selatan, menuju sebuah bukit bernama Tsur.

Di bukit itulah terdapat gua tempat Nabi bersembunyi bersama Abu Bakar, Gua Tsur menjadi tempat penting dalam strategi pelarian ini. Mereka tinggal di sana selama tiga hari, dalam kesunyian dan kegelapan, agar kaum Quraisy tidak bisa melacak kemana Nabi pergi.

3. Keajaiban di Dalam Gua Tsur

Gua Tempat Nabi BersembunyiKetika kaum Quraisy mencari Nabi dan nyaris menemukan tempat persembunyiannya, pertolongan Allah datang secara luar biasa. Dikisahkan, saat para pencari itu berdiri di mulut gua, Abu Bakar berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, seandainya salah satu dari mereka menundukkan pandangannya, pasti ia akan melihat kita.”

Namun, Nabi ﷺ dengan tenang menjawab, “Wahai Abu Bakar, apa pendapatmu tentang dua orang yang Allah adalah yang ketiganya?” (HR. Bukhari dan Muslim)

Saat itu, Allah menurunkan ketenangan kepada keduanya. Dalam banyak riwayat, disebutkan bahwa Allah menumbuhkan pohon kecil di depan gua tempat Nabi bersembunyi, seekor laba-laba membuat jaring di mulut gua, dan burung merpati bertelur di sana. Semua itu tampak alami, sehingga para pengejar mengira gua tersebut tak mungkin dimasuki manusia. Lalu mereka pun pergi tanpa memeriksa dalamnya.

4. Peran Abu Bakar dan Keluarganya

Gua Tempat Nabi BersembunyiHijrah Nabi bukan hanya perjuangan dua orang, tapi ini adalah misi yang melibatkan seluruh keluarga. Abu Bakar, sebagai sahabat karib Nabi, memainkan peran besar dalam peristiwa ini. Beliau tidak hanya menemani Nabi di dalam gua, tetapi juga menyiapkan segala kebutuhan logistik.

Putri Abu Bakar, Asma’ binti Abu Bakar, yang dikenal sebagai “Zat an-Nithaqain”, membawa makanan dan menyuplai kebutuhan mereka secara diam-diam. Sementara itu, saudara laki-lakinya, Abdullah, bertugas mengumpulkan informasi dari kota Makkah dan menyampaikannya setiap malam.

Bahkan pelayan Abu Bakar, Amir bin Fuhairah, membantu dengan menggembalakan kambing ke dekat gua tempat Nabi bersembunyi untuk menghapus jejak kaki dan juga sebagai sumber susu. Semua ini dilakukan dengan penuh ketelitian dan keberanian.

5. Keluar dari Gua Lalu Menuju Madinah 

Gua Tempat Nabi BersembunyiSetelah tiga hari lamanya di gua Tsur, kemudian Nabi dan Abu Bakar melanjutkan perjalanan. Mereka menyewa seorang penunjuk jalan non-Muslim bernama Abdullah bin Uraiqith yang dikenal jujur dan ahli dalam menempuh jalan-jalan tak biasa.

Meski perjalanan ke Madinah pun penuh tantangan, tapi semangat mereka tetap membara. Allah menjaga mereka sepanjang perjalanan, hingga akhirnya tiba dengan selamat di Madinah. Di sana, umat Islam menyambut Nabi dengan penuh haru, dan hijrah ini menjadi awal dari terbentuknya masyarakat Islam yang kuat.

Baca Juga: Siapakah Raja Zulkarnain? Pembangun Tembok Ya’juj &  Ma’juj

Gua Tsur Sebagai Tempat Persembunyian 

Gua tempat Nabi bersembunyi bukan sekadar tempat pelarian, tapi ada pelajaran yang bagi umat Islam. Di sanalah keimanan diuji. Di tengah rasa takut dan ketidakpastian, Nabi tetap tenang dan penuh tawakal kepada Allah.

Keberadaan gua itu menunjukkan bahwa strategi manusia sangat penting, namun pertolongan Allah-lah yang menentukan hasilnya. Kita belajar dari sini bahwa tawakal sejati bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi ikhtiar maksimal yang disertai kepercayaan penuh kepada kehendak Allah.

Hingga saat ini, Gua Tsur masih menjadi tempat yang banyak dikunjungi oleh umat Islam dari seluruh dunia. Meski medannya terjal dan cukup sulit dicapai, banyak orang rela mendaki demi merasakan sejenak perjuangan Nabi dan sahabatnya.

Bukan karena gua itu memiliki kekuatan ajaib, tapi karena gua ini mengingatkan kita bahwa Islam yang kita nikmati hari ini dibangun dengan pengorbanan, keteguhan hati, dan pertolongan Allah yang luar biasa.

Baca Juga: Siapa Sahabat Nabi yang Masuk Neraka? Ini Kisahnya

Temukan Kedamaian dari Kisah Hijrah dalam Al-Qur’an

Kisah hijrah bukanlah sekadar cerita sejarah. Ia adalah cahaya penuntun yang tak lekang oleh waktu. Dari gua tempat Nabi bersembunyi, kita belajar tentang kesetiaan, keberanian, dan tawakal yang mendalam. Kita diajak merenung bahwa perjuangan Nabi bukan sekadar untuk dirinya sendiri, melainkan untuk umat manusia hingga akhir zaman.

Semoga kisah ini mampu menghidupkan semangat hijrah dalam diri kita—bukan sekadar berpindah tempat, tetapi bertransformasi menjadi pribadi yang lebih baik, lebih kuat, dan lebih dekat kepada Allah. Karena setiap dari kita, pada akhirnya memiliki gua masing-masing yang harus dilewati dengan iman dan keberanian.

Ingin tahu kisah lain seperti gua tempat Nabi bersembunyi dari Al-Qur’an? Yuk, miliki Al-Qur’an terbaik dari Safwan Quran di rumahmu, dengan berbagai pilihan produk inovatif sesuai kebutuhan. Produk yang cocok untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak, pemula, hingga penghafal Qur’an, dengan harga terjangkau dan mudah didapatkan. Tersedia dalam berbagai ukuran dan tipe, lengkap dengan fitur tajwid warna transliterasi latin, dan QR video. Tunggu apalagi pesan Al-Qur’an Safwan Quran sekarang juga, siap kirim ke seluruh wilayah Indonesia.

>>>KONTAK<<<

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top