safwanquran.com – Menikah bukan sekadar acara resepsi meriah, gaun indah, atau status sosial yang berubah. Lebih daripada itu, menikah adalah sebuah perjalanan panjang yang mengajak dua insan untuk saling mengenal lebih dalam, bertumbuh bersama, dan meraih ketenangan dalam ikatan yang diberkahi. Dalam Islam, pernikahan bukan hanya kontrak antara dua manusia, tapi juga ikatan suci yang melibatkan Allah sebagai saksi utama. Inilah yang disebut dengan hakikat menikah sebagai jalan untuk meraih sakinah, mawaddah, dan rahmah.
Menikah Bukan Akhir, Tapi Awal dari Perjalanan
Banyak orang mengira bahwa menikah adalah tujuan akhir dari proses pencarian pasangan. Padahal sejatinya, menikah adalah gerbang baru yang membuka babak penting dalam kehidupan. Perjalanan ini tidak selalu mudah, ada suka dan duka, tawa dan air mata, perbedaan pandangan, bahkan tantangan finansial dan emosional.
Namun, justru dalam itulah letak keindahan dari menikah. Ketika dua pribadi yang berbeda memutuskan untuk bersama dan saling belajar memahami, tumbuhlah cinta yang lebih dewasa. Maka dari itu, memahami hakikat menikah menjadi penting, agar kita tidak hanya karena usia atau tekanan sosial, tapi karena kesadaran akan tanggung jawab dan niat untuk ibadah.
Hakikat Menikah dalam Pandangan Islam
Islam memandang pernikahan sebagai ibadah, Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“Nikah itu sunnahku, maka siapa yang tidak menyukai sunnahku, ia bukan termasuk golonganku.”
(HR. Ibnu Majah)
Pernikahan dalam Islam mengandung dimensi spiritual, sosial, dan emosional. Bukan hanya hubungan fisik atau administratif, tapi juga ikatan batin yang suci. Menikah berarti memilih untuk taat bersama, bukan hanya untuk jatuh cinta. Menikah berarti menumbuhkan kasih sayang, bukan hanya mencari kenyamanan sesaat.
Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.”
(QS. Ar-Rum: 21)
Ayat ini menjadi dasar bahwa hakikat menikah bertujuan untuk membangun sakinah (ketenangan), mawaddah (cinta), dan rahmah (kasih sayang).
1. Sakinah (Ketenteraman Jiwa dalam Pernikahan)
Sakinah berasal dari kata sukun yang berarti tenang, damai, dan tenteram. Dalam konteks rumah tangga, sakinah tercermin dari ketenangan yang dirasakan oleh pasangan dalam kehidupan sehari-hari. Bukan berarti menikah tidak ada konflik, tetapi konflik itu diselesaikan dengan cara yang bijak dan dewasa.
Sakinah hadir saat komunikasi dijaga, kepercayaan dibangun, dan saling menghormati dijadikan fondasi. Rumah tangga yang sakinah tidak selalu mewah, tapi penuh dengan ketulusan dan rasa saling menguatkan. Bahkan saat badai datang, keduanya tetap memilih untuk berteduh bersama, bukan saling menyalahkan atau menyerah.
2. Mawaddah (Cinta yang Terus Bertumbuh)
Mawaddah bermakna cinta yang mendalam, bukan cinta yang mudah luntur oleh waktu. Cinta seperti ini bukan sekadar perasaan romantis, tapi juga bentuk pengorbanan dan kepedulian. Dalam pernikahan, mawaddah tumbuh melalui kebersamaan, kejujuran, dan empati.
Cinta tidak selalu berbunga-bunga, kadang justru hadir dalam bentuk masakan hangat sepulang kerja, pelukan saat pasangan merasa lelah, atau sekadar doa yang dilantunkan di sepertiga malam untuk kebahagiaan orang tercinta.
Ketika seseorang memahami hakikat menikah, maka tidak lagi mencari cinta yang lain. Dan justru bersedia merawat dan menyuburkan cinta itu dengan kesabaran dan tindakan nyata setiap hari.
3. Rahmah (Kasih Sayang yang Melampaui Logika)
Rahmah adalah kasih sayang yang penuh ampunan dan pengertian, tidak bergantung pada pasangan, tapi muncul dari hati yang ingin memberi tanpa syarat. Dalam pernikahan, rahmah menjadi pelindung saat cinta mulai meredup atau saat ujian hidup menghantam.
Kasih sayang semacam ini membuat pasangan mampu memaafkan kesalahan, memahami keterbatasan, dan terus berupaya menjadi versi terbaik bagi satu sama lain. Dengan rahmah seseorang tidak merasa lebih tinggi dari pasangannya, melainkan bersikap sebagai rekan yang saling membantu.
Baca Juga: Inilah Tugas Wanita dalam Al Qur’an Selain Sebagai Ibu dan Istri
Mengapa Banyak Pernikahan Gagal?
Tidak sedikit pernikahan yang berjalan terasa hambar atau bahkan hingga berakhir di meja pengadilan. Salah satu penyebab utamanya adalah kurangnya pemahaman dari hakikat menikah itu sendiri. Ketika pernikahan dibangun hanya karena emosi sesaat, tanpa kesiapan mental dan spiritual, maka fondasinya pun rapuh.
Beberapa hal yang sering terlupakan antara lain:
- Menikah karena tren atau tekanan sosial Banyak yang menikah karena merasa “sudah waktunya”, bukan karena kesiapan.
- Tidak saling mengenal nilai dan prinsip hidup Perbedaan yang tidak dikomunikasikan di awal bisa menjadi bom waktu.
- Kurangnya komunikasi dan empati Pasangan yang tidak saling mendengar dan memahami akan mudah bertengkar.
- Ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap pasangan Padahal, manusia adalah makhluk yang penuh kekurangan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap calon pasangan untuk memahami bahwa pernikahan bukan tentang mencari orang yang sempurna. Namun tentang menjadi pasangan yang siap untuk sama-sama belajar dan berkembang bersama.
Menikah Sebagai Jalan Ibadah
Salah satu cara untuk tetap kuat dalam menjalani rumah tangga adalah dengan menjadikan pernikahan sebagai sarana ibadah. Ketika niat menikah adalah karena Allah, maka segala masalah akan dihadapi dengan cara yang lebih bijaksana.
Istri melayani suami dengan ikhlas, sedangkan suami mencari nafkah dengan jujur, dan keduanya saling mendoakan di setiap sujud. Semua itu adalah bentuk ibadah yang nilainya istimewa di sisi Allah, bahkan senyum pada pasangan juga bernilai sedekah.
Bila cinta didasarkan pada Allah, maka tidak akan mudah pudar. Begitu juga sebaliknya cinta yang hanya berlandaskan dunia akan cepat pudar begitu godaan datang.
Baca Juga: Cara Mengubah Ujian Kehilangan Harta Menjadi Titik Balik Hidup
Tips Menjalani Pernikahan Sakinah, Mawaddah, & Rahmah
Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menjaga kehangatan dalam rumah tangga:
- Niatkan karena Allah sejak awal Memulai pernikahan dengan niat ibadah akan memudahkan langkah kita ke depannya.
- Jaga komunikasi setiap hari Tidak perlu menunggu masalah besar untuk bicara. Saling menyapa, mendengarkan, dan mengungkapkan perasaan sangat penting.
- Tumbuhkan rasa syukur dan tidak membandingkan pasangan Dimana setiap orang punya kelebihan dan kekurangan, fokuslah pada kebaikan yang dimiliki pasangan.
- Jangan segan untuk meminta dan memberi maaf Ego bisa merusak hubungan, keberanian untuk meminta maaf adalah tanda cinta yang tulus.
- Berdoa bersama dan membaca Al-Qur’an berdua Aktivitas spiritual bersama akan memperkuat ikatan batin suami-istri.
- Jaga hubungan baik dengan keluarga masing-masing Restu dan doa dari orang tua akan memberi keberkahan dalam rumah tangga.
Menikah adalah Komitmen, Bukan Hanya Perasaan
Pernikahan bukan hanya tentang dua orang yang saling mencintai, tapi pernikahan adalah komitmen jangka panjang untuk tetap bersama dalam berbagai kondisi, mulai dari senyum bahagia hingga air mata duka.
Memahami hakikat menikah sebagai jalan menuju sakinah, mawaddah, dan rahmah akan membantu kita untuk menjalaninya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. Jika sejak awal niatnya benar dan prosesnya sesuai tuntunan Islam, maka insyaAllah akan diberkahi setiap langkah yang dalam pernikahan oleh Allah.
Semoga setiap rumah tangga umat Muslim dapat menjadi pelabuhan yang damai, tempat bertumbuh yang penuh cinta, serta ladang pahala menuju surga-Nya. Karena menikah bukan tujuan akhir, tapi sebagai wasilah untuk meraih ridha Allah dan bahagia dunia-akhirat.
Jadikan Al-Qur’an sebagai cahaya dalam rumah tanggamu, miliki Al-Qur’an terbaik dari Safwan Quran di rumahmu dengan berbagai pilihan produk inovatif sesuai kebutuhan. Produk yang cocok untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak, pemula, hingga penghafal Qur’an, dengan harga terjangkau dan mudah didapatkan. Tersedia dalam berbagai ukuran dan tipe, lengkap dengan fitur tajwid warna transliterasi latin, dan QR video. Tunggu apalagi pesan Al-Qur’an Safwan Quran sekarang juga, siap kirim ke seluruh wilayah Indonesia.