Safwanquran.com – Iman adalah nikmat terbesar yang Allah tanamkan dalam hati seorang hamba. Ia seperti cahaya yang menuntun langkah di tengah gelapnya kehidupan. Namun, cahaya itu bisa redup. Bukan karena dicuri, melainkan karena kita sendiri yang membiarkannya padam. Salah satu penyebab yang paling berbahaya adalah fasik, yaitu sikap keluar dari ketaatan kepada Allah.
Banyak di antara kita mungkin tak sadar sedang tergelincir ke arah tersebut. Bukan karena menolak kebenaran, tapi karena perlahan mulai menyepelekan dosa kecil, menunda taubat, atau malas dalam beribadah. Padahal, dalam Alquran, Allah telah memberi peringatan keras tentang bahaya fasik dan akibatnya bagi keimanan seorang Muslim. Maka dari itu, mari pelajari dalil tentang fasik, agar kita mampu menghindarinya.
Apa Itu Fasik?
Dalam Islam, fasik adalah sebutan bagi orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Ia tahu mana yang benar, namun tetap memilih untuk melanggar perintah atau melakukan maksiat. Secara bahasa, fasik berarti “keluar dari sesuatu”, sedangkan dalam istilah agama, fasik menggambarkan seseorang yang durhaka, melanggar janji, dan menyimpang dari jalan hidayah serta rahmat Allah.
Imam Al-Ghazali dalam Kitab Mukasyafatul Qulub menjelaskan bahwa fasik adalah orang beriman yang tetap melakukan pelanggaran terhadap ajaran agama, karena lemahnya iman dan ketaatan di dalam hatinya.
Jenis-jenis Fasik
Menurut Imam Al-Ghazali, ada dua jenis orang fasik. Pertama, fasik kafir, yakni orang-orang mereka yang tidak mau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka menutup hati dari kebenaran hingga tersesat jauh dari cahaya hidayah.
Kedua, fasik fajir, yakni orang yang kesehariannya masih beriman, tapi sering melakukan maksiat. Seperti berzina, minum khamar, atau melakukan dosa besar lainnya. Mereka tidak menyekutukan Allah, namun perbuatannya membuat iman jadi lemah dan hatinya semakin jauh dari ketaatan. Padahal, Allah telah menulis banyak dalil tentang fasik dalam alquran.
Dalil-Dalil Tentang Fasik
Allah berulang kali menyinggung tentang orang-orang fasik dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat yang sangat terkenal adalah:
مَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ وَمَن يَغْلِلْ يَأْتِ بِمَا غَلَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ثُمَّ تُرَدُّ كُلُّ نَفْسٍ مَا كَسَبَتْ وَلَا يُظْلَمُونَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik, yakni orang-orang yang benar-benar keluar dari ketaatan kepada Allah.” (Qs.At-Taubah:6)
Dalam dalil tentang fasik ini, Allah menjelaskan bahwa kemunafikan adalah bagian dari kefasikan. Orang munafik mungkin tampak beriman di luar, tapi hatinya jauh dari ketaatan. Mereka berpura-pura taat, padahal hatinya menolak perintah Allah dan inilah bentuk kefasikan yang paling berbahaya.
Selain itu, dalam dalil tentang fasik lainnya, Allah SWT berfirman:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُو۟لَـٰٓئِكَ هُمُ ٱلْفَـٰسِقُونَ
Artinya:
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (Qs: Al-Hasyr:19)
Ayat ini memberi pelajaran penting bahwa melupakan Allah berarti melupakan jati diri kita sendiri. Ketika seseorang tidak lagi mengingat Allah dalam hidupnya, hatinya menjadi kosong dan arah hidupnya hilang. Itulah tanda kefasikan. Saat seseorang jauh dari zikir, ibadah, dan kesadaran bahwa semua yang ia punya berasal dari Allah.
Rasulullah SAW juga memperingatkan tentang sifat fasik dalam sabdanya
إِنَّ الْفَسِيقَ لَيْسَ بِمُنْفَعٍهٖ شَيْءٌ وَلَا يُوَثَّقُ عَلَيْهِ
Artinya:
“Sesungguhnya orang fasik tidak bisa dipercaya dan tidak memberi manfaat.”
Pada dalil tentang fasik ini, menunjukkan bahwa orang fasik bukan hanya merugikan dirinya sendiri, tapi juga lingkungannya. Mereka sulit dipercaya karena sering mengabaikan kejujuran dan tanggung jawab. Dalam kehidupan sosial, kehadiran orang seperti ini bisa menimbulkan kerusakan, fitnah, dan hilangnya rasa aman di antara manusia.
Dari dalil tentang fasik di atas, jelas bahwa fasik bukan hanya soal dosa pribadi, tapi juga berdampak pada kehidupan sosial dan spiritual seseorang.
Ciri-Ciri Orang Fasik
Setiap Muslim tentu tidak ingin disebut fasik. Namun, penting untuk mengenali tanda-tandanya agar kita bisa waspada:
- Tahu kebenaran tapi sengaja melanggarnya.
Misalnya, tahu bahwa riba haram, tapi tetap melakukannya tanpa rasa bersalah. - Meremehkan dosa kecil.
Dosa kecil yang dilakukan terus-menerus akan menjadi besar di sisi Allah. - Suka menyebarkan keburukan dan fitnah.
Lidahnya tidak terjaga, sering menebar gosip tanpa memeriksa kebenarannya. - Tidak mau dinasihati.
Ketika diingatkan, ia justru marah dan membela diri. - Lebih mencintai dunia daripada ketaatan.
Urusan dunia menjadi prioritas utama, sedangkan ibadah sering ditunda.
Ciri-ciri ini bukan hanya tanda bahaya bagi iman, tapi juga dinding penghalang dari hidayah.
Bahaya Fasik bagi Iman Seorang Muslim
Sifat fasik membawa dampak besar bagi kehidupan seorang Muslim. Meski masih beriman, orang fasik sering kali durhaka, melanggar perintah Allah, dan merusak hubungan baik dengan Sang Pencipta maupun dengan sesama manusia. Berikut beberapa bahaya yang perlu diwaspadai:
1. Mengikis Keharmonisan antara Iman dan Amal

Fasik membuat seseorang mudah menyepelekan kewajiban agama, seperti shalat atau puasa tanpa alasan yang sah. Akibatnya, iman perlahan melemah dan kehilangan maknanya. Banyak dalil tentang fasik yang menegaskan bahwa iman tanpa amal akan rapuh, karena keduanya seharusnya saling menguatkan dalam ketaatan kepada Allah.
2. Menurunkan Rasa Hormat terhadap Hukum Allah

Salah satu ciri orang fasik adalah mencari pembenaran atas dosa yang dilakukan. Ia tahu apa yang salah, tapi tetap melakukannya. Sikap seperti ini perlahan mengikis rasa takut kepada Allah dan membuat hati kehilangan kepekaan terhadap dosa. Akibatnya, ketakwaan melemah dan akidah menjadi goyah.
3. Menjadi Sumber Fitnah dan Kebohongan

Fasik juga bisa terlihat dari perilaku yang suka menyebarkan kabar bohong atau fitnah. Padahal, sekali ucapan salah tersebar, dampaknya bisa meluas dan memecah kepercayaan di tengah masyarakat. Inilah sebabnya Islam sangat menekankan pentingnya tabayyun (memeriksa setiap informasi sebelum menyebarkannya).
Baca Juga: 7 Contoh Al quddus dalam Kehidupan sehari-hari dan Maknanya
4. Mengingkari Janji kepada Allah

Setiap Muslim sejatinya telah berjanji kepada Allah saat bersyahadat untuk taat dan beribadah hanya kepada-Nya. Namun, orang fasik sering mengingkari janji itu dengan berbuat maksiat dan menjauh dari kebenaran. Banyak dalil tentang fasik yang mengingatkan bahwa sikap seperti ini bisa membuat hati jauh dari rahmat Allah dan melemahkan iman sedikit demi sedikit.
5. Merusak Kepercayaan dan Amanah Sosial

Dalam pandangan hukum Islam, orang fasik tidak layak dijadikan saksi karena kejujurannya diragukan. Ini menunjukkan betapa kefasikan dapat mengguncang keadilan dan kepercayaan dalam masyarakat. Jika kejujuran hilang, maka rusaklah tatanan sosial yang seharusnya dibangun di atas amanah.
6. Mengancam Akidah dan Stabilitas Umat

Para ulama, termasuk Imam As-Syafi’i, mengingatkan bahwa ketika orang fasik diberi kedudukan penting atau dijadikan panutan, dampaknya bisa sangat berbahaya. Masyarakat bisa ikut terpengaruh, moral menurun, dan nilai-nilai iman perlahan terkikis. Karena itu, penting bagi umat untuk berhati-hati memilih siapa yang dijadikan teladan.
Kefasikan bukan sekadar urusan pribadi, tapi juga ancaman bagi iman dan keharmonisan masyarakat. Orang fasik menjauh dari Allah lewat maksiat, mengikis kejujuran, dan menebar pengaruh buruk di sekitarnya.
Karena itu, Islam melalui berbagai dalil tentang fasik mengingatkan kita untuk menjauhi sifat ini dengan memperkuat iman, memperbanyak istighfar, dan terus memperbaiki diri. Hati yang bersih dan taat akan menjadi benteng terbaik agar iman tetap hidup dan terjaga.
Baca Juga: Hadits Larangan Berkhalwat – Penjelasan dan Hikmah dalam Islam
Jadikan Iman Sebagai Pelindung dari Kefasikan
Fasik mungkin tampak sepele di awal, tapi jika dibiarkan, bisa perlahan mengikis iman. Karena itu, jagalah hati dengan dzikir, membaca Al-Qur’an, dan berada di lingkungan yang baik. Banyak dalil tentang fasik yang mengingatkan agar kita senantiasa waspada dan menjaga ketaatan.
Jika ingin memperkuat hubungan dengan Alquran, mulailah tilawah secara istiqamah bersama Safwan Quran. Al quran yang dilengkapi dengan fitur tajwid berwarna, transliterasi Latin, panduan makhorijul huruf, dan QR code interaktif untuk video pembelajaran. Selain itu, safwan quran juga tersedia dalam berbagai ukuran dan tipe sehingga cocok untuk dibaca segala usia. Yuk, miliki sekarang juga!


